Phuket telah mengukuhkan posisinya sebagai tujuan wisata Thailand dengan pendapatan tertinggi. Secara khusus, peringkatnya lebih tinggi dari Pattaya dan Samui, yang juga menarik pengunjung dengan pengeluaran tinggi. Seiring pemerintah Thailand mengimplementasikan inisiatif pariwisata baru, Phuket bersiap untuk meraih kesuksesan yang lebih besar lagi di tahun 2025.
Phuket Menduduki Peringkat Teratas dalam Grafik Pendapatan Pariwisata
Pada tahun 2024, pariwisata di Thailand pulih dengan kuat, dengan Phuket yang memimpin. Secara khusus, pulau ini menghasilkan 497,5 miliar baht yang mengesankan, melampaui destinasi lainnya. Pattaya menyusul dengan 316,8 miliar baht. Sementara itu, Samui dan Surat Thani menyumbangkan 119,1 miliar baht. Jelas, Phuket tetap menjadi pilihan utama bagi wisatawan yang mencari kemewahan dan petualangan di Thailand.
Secara khusus, pengunjung terus berduyun-duyun datang ke pantai-pantainya yang menakjubkan, kehidupan malam yang semarak, dan resor-resor kelas atas. Banyak yang memilih Phuket karena perpaduan unik antara keindahan alam dan fasilitas modern. Hasilnya, pulau ini secara konsisten menarik wisatawan dengan pengeluaran tinggi dari seluruh dunia.
Thailand Menargetkan ‘Tahun Emas’
Pemerintah Thailand memiliki rencana besar untuk pariwisata pada tahun 2025. Bahkan, para pejabat telah mendeklarasikannya sebagai “Tahun Emas Pariwisata Thailand,” yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan sepanjang tahun. Lebih penting lagi, pemerintah berinvestasi dalam infrastruktur dan program pariwisata berkelanjutan.
Untuk meningkatkan pengalaman pengunjung, Thailand akan memperkenalkan program homestay standar untuk mempromosikan perjalanan sepanjang tahun. Sejalan dengan itu, inisiatif ini akan mendorong wisatawan untuk menjelajah di luar titik-titik utama.
Dengan mempromosikan destinasi sekunder, para pejabat berharap dapat menyeimbangkan pertumbuhan pariwisata di seluruh negeri. Ini termasuk Phuket, Chonburi, Surat Thani, Chiang Mai, Krabi, Prachuap Khiri Khan, Phang Nga, Songkhla, Chiang Rai, dan Kanchanaburi.
“Pendapatan pariwisata yang dihasilkan oleh sepuluh provinsi ini secara jelas menunjukkan bahwa industri pariwisata tetap menjadi pilar penting bagi perekonomian Thailand, terutama di daerah-daerah yang terkenal dengan daya tarik alam dan budayanya,” ujar Sasikarn Wattanachan, wakil juru bicara kantor Perdana Menteri.
“Pemerintah berkomitmen untuk menjadikan 2025 sebagai ‘Tahun Emas Pariwisata Thailand’, dengan mempromosikan perjalanan sepanjang tahun dan menghilangkan konsep musim sepi,” tambahnya.
Tantangan dan Solusi
Terlepas dari kesuksesannya, Phuket dan destinasi lainnya menghadapi berbagai tantangan. Pariwisata yang berlebihan menjadi kekhawatiran yang terus meningkat, memberikan tekanan pada masyarakat lokal dan sumber daya alam. Pihak berwenang harus mengelola jumlah pengunjung pulau ini dengan hati-hati.
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah berencana untuk memperkenalkan pajak perjalanan selama musim puncak. Langkah ini bertujuan untuk mengendalikan kepadatan sambil mempertahankan arus wisatawan yang stabil.
Mulai Q4 2025, pengunjung asing yang tiba melalui udara harus membayar pajak turis sebesar USD 9 (THB 300) per entri. Sementara itu, pengunjung yang datang melalui jalur darat atau laut harus membayar biaya yang sama tetapi dapat masuk beberapa kali dalam 30-60 hari.
Pihak berwenang akan memanfaatkan pajak turis untuk meningkatkan layanan dan fasilitas turis seperti asuransi perjalanan dan program bantuan pengunjung. Selain itu, pajak ini juga akan mendukung layanan bantuan medis darurat. Selain itu, langkah ini juga bertujuan untuk membantu mengelola dampak pariwisata terhadap sumber daya lokal.
Dominasi Phuket di sektor pariwisata Thailand tidak dapat disangkal lagi. Dengan pertumbuhan pendapatan yang kuat dan dukungan pemerintah, pulau ini siap untuk meraih kesuksesan lebih lanjut. Strategi yang berkelanjutan akan memastikan Phuket tetap menjadi destinasi kelas dunia.
Foto oleh Miltiadis Fragkidis di Unsplash