Thailand akan Meninjau Kebijakan Bebas Visa di Tengah Meningkatnya Kekhawatiran

Langkah pemerintah Thailand untuk mengevaluasi skema bebas visa telah menimbulkan reaksi beragam di kalangan operator pariwisata.

Thailand akan Meninjau Kebijakan Bebas Visa di Tengah Meningkatnya Kekhawatiran featured image

Tinjauan Aturan Bebas Visa

Thailand mungkin akan mengumumkan perubahan pada skema bebas visa masuk di tengah-tengah laporan mengenai orang yang tinggal melebihi batas waktu yang ditentukan atau kegiatan kriminal. Sejalan dengan itu, pada tanggal 22 April, Perdana Menteri Paetongtarn Shinawatra memerintahkan revisi di tengah meningkatnya kekhawatiran.

Di bawah instruksi Paetongtarn, Kementerian Dalam Negeri Thailand, Kementerian Luar Negeri, dan Kementerian Pariwisata dan Olahraga harus meninjau dampak dari skema ini. Selain itu, mereka harus menentukan durasi tinggal yang sesuai untuk memenuhi ambisi pariwisata Thailand.

Sebelumnya pada bulan Maret, pemerintah Thailand mengumumkan akan mempertimbangkan untuk mengurangi masa tinggal menjadi 30 hari.

Saat ini, warga negara dari 93 negara dapat menikmati bebas visa masuk ke Thailand untuk tujuan wisata, bisnis, atau bekerja sementara. Secara khusus, mereka dapat tinggal hingga 60 hari dan memilih untuk memperpanjang masa tinggal mereka hingga 30 hari.

Oleh karena itu, para pejabat berharap skema baru ini akan meningkatkan efisiensi penegakan hukum tanpa menodai dunia pariwisata Thailand yang ramai.

Mengapa Pergeseran Itu Dibutuhkan

Dalam beberapa bulan terakhir, penduduk setempat, terutama di Pattaya, telah meningkatkan kewaspadaan. Mereka melaporkan adanya peningkatan tajam dalam kejahatan yang terkait dengan pengunjung asing, terutama dari Tiongkok.

Selain itu, para pelaku bisnis pariwisata juga mengungkapkan kekhawatiran mereka akan reputasi daerah tersebut. Jika dibiarkan, meningkatnya kejahatan dapat menghalangi para pelancong di masa depan. Oleh karena itu, pemerintah merespons dengan cepat dengan meninjau kembali kebijakan bebas visa yang baru.

Dampak Bebas Visa

Pembaruan kebijakan bebas visa ini akan berdampak langsung pada destinasi populer seperti Bangkok, Phuket, Chiang Mai, dan Krabi. Secara keseluruhan, destinasi-destinasi ini sangat bergantung pada pariwisata internasional.

Sisi positifnya, masa tinggal yang lebih singkat dapat meningkatkan pemesanan hotel dan tur lokal. Perputaran tamu yang lebih sering berarti lebih banyak pengeluaran jangka pendek. Akibatnya, bisnis dapat melihat peningkatan pendapatan harian.

Namun, ada sisi negatifnya. Banyak wisatawan yang merencanakan liburan panjang mungkin akan memilih negara lain. Akibatnya, Thailand mungkin akan kehilangan pengunjung dengan pengeluaran lebih tinggi jika mereka memperbarui skema bebas visanya.

Reaksi terhadap Tinjauan Bebas Visa

Operator pariwisata di seluruh Thailand telah menyuarakan pendapat yang beragam mengenai perubahan skema bebas visa. Beberapa menyambut baik perubahan ini sebagai langkah penting untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

Namun, ada juga yang khawatir akan kehilangan pengunjung berulang yang lebih memilih untuk tinggal lebih lama. Wisatawan jangka panjang sering kali menghabiskan lebih banyak uang untuk akomodasi, makanan, dan pengalaman lokal.

Bahkan, beberapa grup hotel memperingatkan bahwa bisnis dapat menurun, terutama selama musim sepi. Namun demikian, sebagian besar setuju bahwa keselamatan publik harus diutamakan.

Pesaing Regional

Sementara itu, negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Indonesia melonggarkan kebijakan visa mereka untuk menarik lebih banyak wisatawan yang tinggal lebih lama.

Oleh karena itu, Thailand harus melangkah dengan hati-hati dengan perubahan kebijakan bebas visanya. Mereka harus memastikan bahwa aturan yang lebih ketat tidak mendorong pengunjung ke tempat lain. Ke depannya, fleksibilitas dan pemasaran yang cerdas akan sangat penting.

Beberapa ahli menyarankan untuk menawarkan visa nomaden digital atau visa turis yang lebih lama untuk demografi tertentu. Mereka beralasan bahwa langkah-langkah ini dapat mengimbangi potensi kerugian.

Melihat ke Depan

Thailand menghadapi tindakan penyeimbangan yang rumit dengan peninjauan kembali skema bebas visanya. Thailand harus melindungi warga negara dan pengunjungnya sambil tetap menjaga sektor ekonomi utama. Secara keseluruhan, pariwisata menyumbang lebih dari 12% terhadap PDB sebelum pandemi. Tentu saja, taruhannya tetap tinggi.

Jika peraturan baru ini berhasil, Thailand dapat menjadi contoh bagi pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan. Namun, jika tidak, Thailand berisiko kehilangan keunggulan kompetitifnya.

Bagaimanapun, para pejabat berjanji untuk memantau situasi dengan cermat. Selain itu, penyesuaian mungkin akan dilakukan jika ada tren negatif yang muncul dari perubahan skema bebas visa.

Oleh karena itu, para wisatawan yang merencanakan perjalanan ke Thailand harus selalu mendapatkan informasi mengenai peraturan visa terbaru. Perubahan dapat memengaruhi rencana perjalanan mereka secara signifikan.

Gambar oleh tirachardz di Freepik

Artikel Terkait